Tanpa hingarbingar wabah kita ini sudah socially distanced. Kita ini sudah jauh berjarak. Sampeyan di sana, kami di sini. Kita jarang sekali berdekatan. Apalagi bersama. Trus, social distancing apa lagi yang perlu kami lakukan? Kami sudah lama luck down ( sengsara, nasib susah) tanpa lock down. Sampeyan-sampeyan itu memang lack down, kurang ke bawah. Kalopun ke bawah hanya untuk lick down. Menjilat. Sampeyan-sampeyan itu suka look down atau memandang kami rendah dan merendahkan kami. Itu tandanya sampeyan-sampeyan spritually distanced dengan Gusti Allah”. Begitu protes Mbak Korona