SSK diawali di SMPN 1 dan SMAN 1 Cisolok Tahun 2014 dengan uji coba selama satu tahun
ada 9 langkah untuk mengimplementasikan SSK yang sudah kami lakukan selama ini, proses ini bertahap selama 3 tahun.
Sejarah lahirnya SSK diawali diskusi kecil di SMPN 1 Cisolok September 2014 ada 4 orang yang ikut diskusi : Yanto (smpn1cisolok),Yayan sman1cisolok),Endang dan H.Asikin (bkkbd/dppkb kab.Sukabumi Jawa Barat). Hasil diskusi sepakat untuk membuat program SSK dengan mengintegrasikan ke mapel IPS dan geografi dengan pembiayaan dari BKKBD,selanjutnya mempresentasikan SSK di depan Bupati Sukabumi (H.Sukmawijaya) pada november 2014 di hotel Selabintana yang dihadiri para utusan guru SMP dan SMA se-Kabupaten Sukabumi melalui MGMP seizin Dinas Pendidikan. MoU kami buat antara BKKBD dengan Dinas Pendidikan sampai lahirnya Peraturan Bupati Sukabumi nomor 108 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pengintegrasian Pendidikan Kependudukan dan KB Melalui Program SSK di SMP dan SMA atau Sederajat. Langkah selanjutnya sosialisasi SSK ke seluruh MGMP IPS dan Geografi di 27 Kecamatan yang ada di Kabupaten Sukabumi didampingi tim dari BKKBD dan para UPT KB selama satu minggu keliling dengan kendaraan sendiri dan pengganti bensin dari BKKBD. Respon dari para guru sangat luar biasa, begitu juga respon dari BKKBN Nasional Jakarta yang berkeinginan agar SSK ini di sosialisasikan juga ke kabupaten atau provinsi yang ada di Indonesia. Sebelum sosialisasi ke provinsi lain,kami tim inisiator SSK (4 orang) diundang ke Jakarta untuk presentasi dan FGD seputar SSK di kantor BKKBN Nasional (ada P Nasib dan P Hendro). Langkah berikutnya kami diajak untuk sosialisasi ke Lombok NTB, Jogyakarta DIY dan Medan Sumut dengan seluruh biaya dari BKKBN Nasional baik akomodasi hotel,makan,pesawat,dan honor…he..he…Alhamdulillah. Launching SSK secara nasional dilakukan di SMAN 1 Cisolok yang dihadiri deputi BKKBN Nasional (P wendy) dan bupati Sukabumi (H.Sukmawijaya) serta Kepala DInas Pendidikan Kabupaten Sukabumi (Dr.Maman). Setelah proses sosialisasi dilewati program SSK terus bergulir di beberapa kab/kota di seluruh Indonesia baik secara langsung studi tiru ke Cisolok atau dilaunching langsung oleh pihak BKKBN melalui DPPKB masing-masing atau kami yang diundang untuk menjadi narasumber. Pembentukan SSK terus berjalan sampai hari ini baik tingkat SMP maupun SMA di seluruh Indonesia, dengan harapan semua sekolah dalam pembelajarannya berbasis masalah-masalah kependudukan yang terjadi di daerahnya masing-masing, apalagi kurikulum sekarang (prototipe) 2022 membuka ruang lebar untuk kegiatan projek dengan mengedepankan kearifan lingkungan setempat. Program SSK sejak tahun 2017 disosialisikan juga di Madrasah dengan nama Madrasah Siaga Kependudukan dan Santri Siaga Kependudukan.
Latar belakang lahirnya SSK yang paling utama adalah adanya kegelisahan dalam pembelajaran masalah kependudukan, selama ini selalu bersumber pada buku paket dengan contoh masalah kependudukan wilayah lain atau negara lain.Pembelajaran seperti ini membuat peserta didik jadi menguasai data dan masalah kependudukan wilayah lain daripada wilayahnya sendiri, sebagai contoh saat ditanya apa masalah Jakarta dalam bidang kependudukan? mereka serempak mengatakan : kepadatan yang tinggi-kumuh . Saat ditanya apa masalah kependudukan di daerah kalian? gak ada yang bisa jawab, begitu juga saat ditanya siapa ketua RT di kampung masing-masing gak ada yang jawab, ditanya siapa presiden USA? semua tahu. Kegelisahan ini dijawab dengan program SSK yang lebih mengutamakan masalah-masalah kependudukan lokal agar peserta didik memahami persoalan di lingkungannya dengan harapan jadi solusi sederhana untuk dirinya dan mengetahui segala persoalan yang terdekat.
Tujuan SSK agar peserta didik mengetahui dan memahami masalah kependudukan di daerah sendiri melalui pengetahuan,sikap,dan keterampilan yang dimulai dari masalah kependudukan seputar keluarga.
Grand teori yang kami kembangkan dalam SSK adalah teori Gestalt yang lebih mengedepankan INSIGHT agar peserta didik melihat dengan mata sendiri masalah-masalah kependudukan disekitarnya, dengan harapan ada kesadaran diri untuk tidak mencontoh hal-hal negatif yang menimbulkan masalah kependudukan terutama dampak negatif dari PERNIKAHAN USIA MUDA yang terjadi di lingkungan dimana mereka tinggal.
Penerapan SSK dibagi 3 cara : (1) dalam kelas/intra kurikuler saat pembelajaran disajikan contoh data gambar tabel kependudukan lokal dari tingkat RT-RW-Desa-Kecamatan-Kabupaten saat materi yang berhubungan dengan kependudukan. (2) diluar kelas/kokurikuler saat penugasan mencari data kependudukan sederhana ke para ketua RT/RW setempat dengan dibekali angket/pedoman wawancara,dikerjakan secara kelompok sesuai kelas dan tingkatannya bagi peserta didik yang berada satu wilayah. Biasanya waktu yang diberikan oleh guru minimal satu minggu,dan dipresentasikan di kelas. (3) Population Corner/Pojok Kependudukan yang berisi data gambar tabel buku modul seputar kependudukan lokal-nasional-regional-internasional,dengan harapan bisa dilihat dan dibaca oleh peserta didik setiap hari disaat tidak ada materi pelajaran kependudukan atau dengan teknik literasi sebelum pembelajaran dimulai.
MoU harus ada antara pihak terkait terutama Dinas Pendidikan dengan Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana atau dengan stakeholder lain yang beririsan dengan masalah kependudukan, supaya semua pihak ikut bertanggungjawab dalam mengendalikan penduduk atau meningkatkan kualitas penduduk. Di Kabupaten Sukabumi sudah diterbitkan Peraturan Bupati tentang SSK bagi SMP dan SMA sederajat sejak tahun 2016.
Sumber ajar SSK selain buku paket disediakan juga modul khusus yang berisi tentang kependudukan disusun oleh kami dengan biaya dari DPPKB dan BKKBN pusat. Modul ini sudah kami bagikan ke seluruh sekolah yang menjadi piloting SSK baik hardcopy maupun softcopy.
RPP SSK akan kami tulis di halaman lainnya, sedangkan yang tampak di gambar adalah contoh permainan dalam SSK ada yang berupa ular tangga ukuran besar,kecil, dan permainan lompat berencana yang kami modifikasi dari balap karung. Pertanyaan-pertanyaan kami susun dan dibacakan saat permainan dimulai.
Inilah contoh Population Corner/Pojok Kependudukan kami yang berisi data tabel gambar buku modul seputar kependudukan lokal dan contoh saat peserta didik mendatangi ketua RT/RW dalam rangka wawancara atau ambil data kependudukan setempat,dengan harapan timbulnya insigt bagi mereka.Pojok kependudukan ini kami update setiap setahun sekali sesuai dengan dinamika data-data terbaru penduduk lokal.
Monev harus dilakukan karena pihak DPPKB memberikan bantuan laptop,projektor,soundsystem wireless, buku dan lainnya ke setiap sekolah piloting SSK dengan tujuan agar alat yang diberikan digunakan sebagaimana mestinya dan sekaligus evaluasi program SSK untuk masa yang akan datang.