tak perlu dilawan dengan alutsista atau persenjataan mematikan seperti itu ya? Puasa mengajarkan bahwa perang untuk membasmi amarah cukup dilakukan secara ilmiah lembut dan virtual (tak kasat mata alias gaib) dari dalam hati ya? Sabar, maaf, syukur, dan rendah hati mestinya juga merupakan senjata-senjata yang efektif dan efisien untuk membasmi angkara murka, baik yang bersifat fisikal, emosional, sosiokultural, finansial, maupun (bahkan) yang spritual ya?